Posted by : usefullife4us Saturday, October 4, 2014

BELAJAR SUKSES DARI PENGGEMBALA SAPI SUHERMAN
YANG SUDAH MENGUNJUNGI 30 NEGARA


Assalamu'alaikum. Salam sukses dan sehat selalu
Sukses bisa menjadi milik siapa saja. Tentu bagi mereka yang tahu potensi diri dan mau mengembangkannya. Suherman membuktikan dirinya bahwa tamatan SD mampu menaklukan Jakarta. Pendidikan formal penting, tetapi ada yang lebih penting lagi yaitu menerapkannya dengan kerja. Proses kerja juga memunculkan ruang-ruang untuk belajar. Dari kisah Suherman banyak pelajaran yang dapat kita ambil diantaranya :

1. Sukses tidak memandang latar belakang pendidikan.
Suherman hanya tamatan SD. Ia tidak merasa rendah diri karena latar belakang pendidikan. Kemauan belajar yang tinggi lebih memotivasi dirinya.

2. Sukses memerlukan keberanian dan kesabaran.
Ia sangat sabar menjalankan peran sebagai pengembala sapi, tukang kebun dan tukang cuci piring. Sambil bekerja dia mengamati orang-orang yang sudah profesional di dunia masak, hingga akhirnya menjadi koki profesional.

3. Sukses selalu menyertai orang-orang yang berkarakter sukses. Amanah, mau belajar, menghormati guru dan tidak pernah mengeluh. William Wongso mengamati Suherman dan mempercayai Suherman karena mampu mengembangkan konsepnya. Beliau juga memberi kesempatan Suherman untuk berkembang, menghargai semangat belajar dan dedikasi yang ditunjukan Suherman.

4. Bekerja lebih dari yang umumnya orang banyak lakukan.
Ketika waktu kerjanya habis, Suherman memutuskan untuk tetap di dapur untuk melihat para chef memasak. Ia melakukannya pada saat ingin belajar hal-hal baru.

5. Memiliki impian-impian besar yang ingin direalisasikan dalam kehidupan.
Ia masih bermimpi dan akan berusaha mewujudkannya. Ia ingin mendirikan sekolah khusus yang mengajarkan masakan Indonesia.


RIWAYAT SINGKAT SUHERMAN

Pada mulanya Suherman bekerja di peternakan sapi di Garut. Karena pemiliknya meninggal, ia memutuskan menerima ajakan teman untuk bekerja di Jakarta. Di Jakarta ia bekerja sebagai tukang kebun di rumah William Wongso. Pada mulanya Suherman tidak tahu pakar kuliner itu. Suatu hari kepala rumah tangga William Wongso yang biasa memasak sedang pulang kampung. Ia diminta untuk mengambil alih tugasnya. Ia memberanikan diri membuat masakan berdasarkan resep yang didapatkan di majalah wanita. Pak William Wongso saat itu tidak pernah komplain terhadap masakannya. Ketika kedua anak Pak William yang berada di Australia pulang, Suherman ingin memberi kejutan dengan membuat masakan istimewa. Ia membuat masakan daging kecap. Kali ini Suherman merasa gagal karena hasilnya kehitaman. Saat dihidangkan Pak William tetap makan seperti biasa. Setelah makan Suherman baru dipanggil dan diberitahu cara masak yang benar.

Tahun 2000, Suherman mencoba menawarkan diri untuk dipindahkan kerja di restoran Pak William dengan alasan untuk belajar memasak. Ia mengawali pekerjaan di restoran sebagai tukang cuci piring. Di sinilah Suherman serius mengamati para chef bekerja. Bekerja dan terus belajar. Suherman belajar masakan western dan juga masakan lokal. Akhirnya ia disarankan oleh Pak William untuk mengkhususkan menguasai masakan Indonesia. Orang kepercayaan Pak William ini sampai sekarang sudah mengunjungi 30 negara. Selain mengikuti Food Festival International, Suherman juga sering diundang menjadi koki tamu di restoran terkenal di berbagai negara.

Kita bisa belajar dari Suherman. Dari siapa saja. Ketika kita tahu potensi kita dan berusaha menerapkannya dengan kerja, berhubungan baik dengan sesama dan sukses hanya masalah waktu. Semoga mimpi kita dan Suherman menjadi nyata.


Selamat berjuang dan sukses selalu. Wassalamu'alaikum

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Powered by Blogger.

- Copyright © USEFULLIFE | USEFULSHARING -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -